Kamis, 09 Oktober 2014

Putri Duyung, Nyata atau Tidak?

    Pada tahun 2012, saluran televisi Animal Planet menayangkan sebuah acara untuk menunjukkan bukti bahwa putri duyung adalah nyata dan benar ada .
    Program tersebut difilmkan untuk dijadikan sebuah film dokumenter, lengkap dengan wawancara dengan "ilmuwan" (aktor dibayar) dan rekaman telepon-kamera. Dengan hanya menampilkan sanggahan yang sangat singkat di bagian akhir tertulis bahwa itu adalah karya fiksi, meski begitu banyak pemirsa berpikir bahwa bukti keberadaan putri duyung akhirnya terungkap.
    Sebulan setelah program ditayangkan, National Oceanic and Atmospheric Administration memposting pernyataan di website yang mencela tentang keberadaan makhluk setengah manusia, setengah ikan tersebut. "Tidak ada bukti keberadaan makhluk air mirip manusia yang pernah ditemukan," komentar pembaca dalam postingannya.


Dalam mitologi, putri duyung telah ada selama ribuan tahun

Mitos pertama putri duyung mungkin berasal sekitar 1000 SM. Cerita-cerita yang mengisahkan seorang Dewi Suriah yang terjun ke danau untuk berubah menjadi ikan, namun kecantikannya tidak bisa berubah dan hanya setengah tubuh bagian bawah yang berubah.
Sejak itu, banyak cerita putri duyung lainnya telah muncul dalam cerita rakyat dari berbagai budaya di seluruh dunia. Misalnya, di Afrika ada sebutan "Mami Wata" yang dikenal sebagai putri duyung, merupakan wujud "Lasirn" sebagai "roh air", yang populer dalam cerita rakyat di Kepulauan Karibia.
Dalam mitos populer, putri duyung adalah setengah manusia, setengah ikan yang hidup di laut. Mereka dipercaya sebagai makhluk laut legendaris yang tercatat dalam budaya maritim sejak dahulu kala. Misalnya, Homer menulis tentang mereka dalam epik Yunani kuno "The Odyssey", dan di Timur Jauh, putri duyung dianggap istri naga laut yang sakti, pembawa pesan yang terpercaya antara pasangan suami istri tersebut dengan kaisar di daratan bumi.
Penduduk Aborigin Australia memiliki nama sendiri untuk putri duyung, "yawkyawks", yang bisa merujuk pada lagu-lagu berirama yang diduga dari sirene. Bahkan, pada 30.000 tahun yang lalu ketika manusia menjadi spesies dominan di daratan, mereka tampaknya telah membayangkan sosok perempuan magis tersebut. Gambaran tersebut pertama kali muncul dalam lukisan gua pada saat itu.
Sepanjang sejarah , berbagai penjelajah telah melaporkan penampakan putri duyung, yang paling terkenal di antaranya adalah Christopher Columbus.
Columbus mengaku telah melihat putri duyung di dekat Haiti pada tahun 1493, dimana ia menjelaskan bahwa puteri duyung " tidak secantik seperti yang digambarkan selama ini, karena yang ada di depannya mereka terlihat seperti laki-laki, " menurut American Museum of Natural History.
Kapten John Smith dijelaskan olehEdward Rowe Snow dalam bukunya "Incredible Mysteries and Legends of the Sea" (Dodd Mead, January 1967) telah melihat putri duyung berambut hijau dan bermata besar pada tahun 1614, di lepas pantai Newfoundland. Nampaknya Smith merasa "jatuh cinta" padanya sampai akhirnya baru menyadari bahwa ia adalah ikan dari pinggang ke bawah.
Para ahli percaya bahwa Columbus, Smith dan para penjelajah dalam pencarian putri duyung, benar-benar telah melihat walau hanya sekilas tentang mamalia laut seukuran manusia yang disebut duyung.
Bahkan sampai saat sekarang, penampakan "putri duyung" masih terjadi. Misalnya, pada tahun 2009 di kota Kiryat Yam Israel, penduduk setempat dan wisatawan berbondong-bondong ke pantai dengan harapan melihat sekilas putri duyung dengan penampakan yang menyerupai persilangan antara ikan dan seorang gadis muda, rupanya dia hanya akan muncul saat matahari terbenam.
Selain itu, banyak penampakan keberadaan tentang mereka yang tertangkap video, yang sudah banyak yang diunggah di youtube.
Antara percaya dan tidak percaya, namun apa yang terlihat seolah tidak bisa menyangkalnya, hanya saja keberadaan mereka masih sangat misterius. Mereka seakan berusaha menjauh dari jangkauan manusia, yang semakin jauh mengexplorasi dasar samudera, dan hingga kini belum dapat menemukan dimana habitat keberadaan mereka. (ran)

sumber : www.erabaru.net

Tidak ada komentar:

Posting Komentar